Di dunia akuntansi dan pelaporan keuangan, dua standar utama yang sering dibicarakan adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan International Financial Reporting Standards (IFRS). Bagi mahasiswa akuntansi, memahami perbedaan antara keduanya merupakan hal yang krusial untuk membangun pemahaman yang menyeluruh dan mempersiapkan diri di era globalisasi.
Apa itu SAK dan IFRS?
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan seperangkat aturan, prinsip, dan pedoman yang mengatur penyusunan laporan keuangan di Indonesia. SAK diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAI IAI) dan mengacu pada standar akuntansi internasional (IFRS).
Sementara itu, International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB). IFRS bertujuan untuk menyelaraskan standar akuntansi di seluruh dunia, sehingga meningkatkan transparansi dan daya banding laporan keuangan global.
Persamaan SAK dan IFRS
SAK dan IFRS juga memiliki banyak persamaan yang menjadi pondasi dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas, transparan, dan akuntabel. Berikut beberapa persamaan tersebut:
1. Tujuan
Baik SAK maupun IFRS memiliki tujuan utama yang sama, yaitu untuk meningkatkan kualitas informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan transparansi: Memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas kepada pengguna laporan keuangan.
- Meningkatkan akuntabilitas: Mewajibkan entitas untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada para pemangku kepentingan.
- Memudahkan pengambilan keputusan: Memberikan informasi yang dapat diandalkan bagi investor, kreditor, dan pihak-pihak lain dalam mengambil keputusan ekonomi.
2. Struktur
Baik SAK maupun IFRS memiliki struktur yang serupa dalam penyusunan laporan keuangan. Struktur ini didasarkan pada kerangka dasar penyusunan laporan keuangan yang komprehensif, meliputi:
- Pengakuan: Menentukan aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban apa yang harus diakui dalam laporan keuangan.
- Pengukuran: Menetapkan bagaimana aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban diukur dan dicatat dalam laporan keuangan.
- Penyajian: Mengatur bagaimana informasi keuangan disajikan dalam laporan keuangan agar mudah dipahami oleh pengguna.
- Pengungkapan: Memastikan informasi keuangan yang relevan dan material diungkapkan dalam laporan keuangan.
3. Komitmen Konvergensi
Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAI IAI) berkomitmen untuk mengkonvergensikan SAK dengan IFRS secara bertahap. Hal ini dilakukan dengan:
- Mengadopsi IFRS baru ke dalam SAK secara selektif.
- Mengembangkan SAK baru yang selaras dengan IFRS.
- Menyediakan panduan dan edukasi tentang IFRS kepada para akuntan dan entitas di Indonesia.
Beda SAK dan IFRS
Meski punya persamaan, SAK dan IFRS memiliki beberapa persamaan berikut:
1. Penerbit
SAK diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAI IAI), sedangkan IFRS diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB).
2. Ruang Lingkup
SAK wajib diterapkan oleh semua entitas di Indonesia yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK. Di sisi lain, IFRS diadopsi secara sukarela oleh banyak negara, namun menjadi standar akuntansi utama di Uni Eropa dan beberapa negara lainnya.
3. Tingkat Detail
SAK umumnya lebih detail dan preskriptif dalam mengatur pencatatan dan pengungkapan informasi keuangan dibandingkan dengan IFRS yang lebih berbasis prinsip.
4. Bahasa
SAK tersedia dalam Bahasa Indonesia, sedangkan IFRS tersedia dalam Bahasa Inggris dan beberapa bahasa lainnya. Memahami perbedaan SAK dan IFRS merupakan bekal penting bagi akuntan dan pengguna laporan keuangan di era globalisasi. Dengan pengetahuan yang mumpuni, para profesional dapat berkontribusi dalam penyusunan laporan keuangan yang akurat, transparan, dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, baik di tingkat nasional maupun internasional.