Apa saja sih jenis anggaran dalam akuntansi? Sebagai mahasiswa akuntansi yang akan terjun ke dunia kerja, kemampuan menyusun anggaran biaya yang efektif tidak hanya berguna untuk diri sendiri, tapi juga untuk organisasi.
Keterampilan ini akan menjadi aset berharga saat kamu bekerja di organisasi non-profit, yayasan, atau bahkan di perusahaan yang memiliki divisi keuangan atau CSR. Membuat anggaran organisasi yang efektif membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang tujuan organisasi, sumber daya yang tersedia, dan potensi pengeluaran.
4 Jenis Anggaran
Sebagai mahasiswa akuntansi, memahami berbagai jenis anggaran merupakan hal yang penting. Pengetahuan ini akan berguna dalam dunia kerja, baik ketika kamu bekerja di perusahaan, organisasi non-profit, maupun menjadi konsultan keuangan. Berikut adalah 4 jenis anggaran yang perlu kamu ketahui:
1. Anggaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Budgeting)
Anggaran ini berfokus pada aktivitas yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Setiap aktivitas dianalisis dan diukur biayanya. Anggaran disusun berdasarkan perkiraan biaya untuk setiap aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Kelebihan:
- Lebih akurat dan terukur karena fokus pada aktivitas spesifik.
- Membantu mengidentifikasi inefisiensi dan peluang penghematan.
- Meningkatkan akuntabilitas karena setiap departemen bertanggung jawab atas biayanya sendiri.
Kekurangan:
- Membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk disusun.
- Bisa menjadi kompleks dan sulit dipahami.
- Tidak selalu cocok untuk semua jenis organisasi.
2. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting)
Anggaran ini dimulai dari nol, seolah-olah organisasi tidak memiliki anggaran sebelumnya. Setiap item pengeluaran harus dijustifikasi dan disetujui ulang, tanpa mempertimbangkan anggaran tahun sebelumnya.
Kelebihan:
- Membantu menghilangkan pengeluaran yang tidak perlu dan meningkatkan efisiensi.
- Memastikan setiap pengeluaran memiliki nilai dan manfaat yang jelas bagi organisasi.
- Meningkatkan akuntabilitas karena setiap pengeluaran harus dipertanggungjawabkan.
Kekurangan:
- Membutuhkan banyak waktu dan sumber daya untuk disusun.
- Bisa menjadi demotivasi bagi staf karena mereka harus selalu membenarkan pengeluaran mereka.
- Tidak selalu cocok untuk semua jenis organisasi.
3. Anggaran Berbasis Hasil (Outcome-Based Budgeting)
Anggaran ini fokus pada hasil yang ingin dicapai organisasi. Jenis anggaran ini disusun berdasarkan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kelebihan:
- Meningkatkan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.
- Membantu mengukur efektivitas program dan kegiatan organisasi.
- Meningkatkan akuntabilitas karena setiap departemen bertanggung jawab atas pencapaian hasil mereka.
Kekurangan:
- Membutuhkan indikator kinerja yang jelas dan terukur.
- Bisa menjadi sulit untuk mengukur hasil dari beberapa program dan kegiatan.
- Tidak selalu cocok untuk semua jenis organisasi.
Baca juga: Apa Itu Anggaran dalam Akuntansi? Ini Penjelasannya!
4. Anggaran Tradisional (Traditional Budgeting)
Anggaran ini disusun berdasarkan anggaran tahun sebelumnya, dengan penyesuaian secukupnya berdasarkan perkiraan perubahan pendapatan dan pengeluaran.
Kelebihan:
- Sederhana dan mudah disusun.
- Mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat.
- Cocok untuk organisasi yang memiliki sejarah keuangan yang stabil.
Kekurangan:
- Kurang akurat dan terukur dibandingkan jenis anggaran lainnya.
- Tidak fokus pada efisiensi dan efektivitas.
- Tidak selalu cocok untuk organisasi yang mengalami perubahan yang cepat.
Memahami hal ini akan membantu kamu memilih jenis anggaran yang paling tepat untuk organisasi. Setiap jenis anggaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan organisasi, struktur organisasi, dan sejarah keuangan sebelum memilih jenis anggaran.
Selain keempat jenis di atas, masih ada beberapa jenis anggaran lain yang dapat digunakan, seperti anggaran fleksibel, anggaran rolling, dan anggaran proyek. Sebagai mahasiswa akuntansi, penting untuk mempelajari berbagai jenis anggaran dan memahami bagaimana menerapkannya dalam berbagai situasi. Anda juga bisa mengambil ACCA course untuk emmeprluas karir di kancah global. Sertifikasi ACCA diakui secara global, membuka peluang karir yang luas di perusahaan multinasional. Untuk mendapatkan sertifikasi ACCA, Anda bisa membaca artikel berjudul “Cara Mendapatkan Sertifikat ACCA di Indonesia“.
