Peran auditor sangat penting dalam memastikan integritas dan transparansi laporan keuangan perusahaan. Auditor berperan krusial dalam memastikan keakuratan dan keandalan laporan keuangan, menjadi pilar penting bagi akuntabilitas dan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
Menjalani profesi ini bukan sekadar memiliki gelar pendidikan dan penguasaan teori. Dibutuhkan kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang mumpuni untuk sukses di bidang ini.
Keterampilan yang Dibutuhkan Seorang Auditor
Menjadi seorang auditor handal membutuhkan kombinasi unik dari berbagai keterampilan, baik teknis maupun non-teknis. Keterampilan-keterampilan ini penting untuk memastikan auditor dapat menjalankan tugasnya dengan efektif, akurat, dan profesional. Berikut beberapa keterampilan wajib yang harus dimiliki seorang auditor:
1. Kemampuan problem-solving
Mereka yang berkecimpung di profesi ini dituntut untuk menggunakan kemampuan problem-solving yang mumpuni. Mereka harus jeli dalam menganalisis informasi, menginterpretasikannya dengan tepat, dan tidak ragu untuk menawarkan solusi inovatif dan alternatif. Selain itu, pemikiran yang berorientasi pada solusi baru menjadi kunci untuk mendapatkan respek di dunia bisnis. Tentunya, hal ini harus dibarengi dengan integritas, etika, dan kejujuran yang dijunjung tinggi.
2. Mampu beradaptasi
Seorang auditor dituntut untuk bisa beradaptasi dengan teknologi yang ada dan berkembang di dunia bisnis. Menguasai teknologi ini, atau istilahnya “tech savvy”, akan membuat Anda dapat memanfaatkannya secara efektif dalam pekerjaan. Selain itu, keahlian menggunakan spreadsheet seperti Microsoft Excel atau Google Sheets akan menjadi nilai tambah yang berguna bagi seorang auditor.
3. Kemampuan komunikasi yang baik
Meskipun bidang bisnis dan audit banyak melibatkan hal teknis, kemampuan komunikasi yang baik – baik secara tertulis maupun lisan – dan keterampilan interpersonal sangatlah penting. Banyak auditor yang bekerja secara tim, sehingga kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan tim dan membangun hubungan dengan rekan kerja menjadi nilai tambah. Selain itu, kemampuan mendengarkan dengan saksama juga merupakan keahlian yang berharga bagi seorang auditor.
4. Mampu fokus pada hal detail
Auditor yang berorientasi pada detail tidak hanya terpaku pada efek akhir, tetapi juga berusaha memahami akar permasalahan. Mereka mampu melihat gambaran besar sekaligus detail terkecil, dan biasanya memiliki sifat yang terorganisir.
5. Mampu berpikir kritis
Para auditor yang ideal memiliki sifat ingin tahu dan berpikiran kritis. Sikap skeptis profesional (memiliki pikiran yang mempertanyakan), objektivitas (berpikiran terbuka), dan penilaian yang baik merupakan sifat penting yang harus dimiliki ketika menelaah laporan keuangan perusahaan.
Mereka yang menjalani profesi ini perlu memahami bagaimana pelaku kecurangan dapat mengelabui kontrol perusahaan, dan dengan demikian mereka perlu merancang dan menerapkan sistem yang efektif untuk melindungi aset organisasi.
Teknik Audit yang Harus Dikuasai Auditor
Selain menguasai standar audit dan peraturan yang berlaku, auditor juga perlu memiliki kecakapan dalam menerapkan berbagai teknik audit untuk mencapai tujuan auditnya. Berikut beberapa teknik audit penting yang harus dikuasai auditor:
1. Teknik Inquiry
Teknik inquiry adalah metode audit yang menggunakan pertanyaan untuk menguji kontrol internal perusahaan. Auditor akan mewawancarai manajer, akuntan, dan personel kunci lainnya untuk mendapatkan informasi tentang prosedur bisnis dan dokumentasi transaksi keuangan.
2. Teknik Observasi
Teknik observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap aktivitas dan proses bisnis auditee. Mereka dapat mengamati bagaimana proses bisnis dijalankan, mengidentifikasi potensi inefisiensi atau risiko, dan memverifikasi informasi yang diperoleh dari wawancara.
3. Teknik Inspeksi Bukti
Teknik inspeksi bukti memungkinkan auditor untuk memastikan kontrol manual dijalankan dengan benar dan tercatat dengan akurat. Ini bisa dilakukan dengan memverifikasi keakuratan pengisian dokumen. Inspeksi bukti audit juga mencakup pemeriksaan dokumentasi dan catatan tertulis, seperti catatan pengunjung, manual staf, dan basis data sistem.
4. Teknik Re-Perfomance
Teknik audit “re-performance” digunakan ketika metode investigasi, observasi, pemeriksaan fisik, dan inspeksi tidak bisa memastikan apakah kontrol internal berfungsi dengan baik. Ini merupakan teknik yang paling jarang digunakan di lapangan.
Re-performance mengharuskan auditor untuk secara manual menjalankan kontrol yang dipertanyakan, seperti mengulang perhitungan otomatis yang dilakukan sistem. Auditor dapat memanfaatkan pekerjaan yang sudah dilakukan dan didokumentasikan oleh auditor internal untuk mengurangi jumlah pekerjaan yang perlu diulang.
5. Teknik CAAT
Teknik audit lain yang semakin berkembang adalah Computer Assisted Audit Techniques (CAAT). CAAT menggunakan perangkat lunak khusus untuk menganalisis kumpulan data yang besar atau sampel data yang sudah disiapkan. Dengan menjalankan skrip pada buku besar, spreadsheet, atau seluruh basis data, CAAT dapat membantu Anda menemukan pola, anomali, dan potensi kecurangan dalam laporan keuangan.
Penguasaan teknik audit yang baik merupakan landasan penting bagi mereka untuk dapat menjalankan tugasnya secara profesional dan memberikan jaminan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan auditee.